nonton tipi

    Warung Bebas TV Streaming
    bergerak Pictures, Images and Photos
    Sabtu, 07 Januari 2012

    TOKOH DEWA 11

    KALA 



    Photobucket

    Photobucket


    BATHARA KALA adalah putra yang ke-enam/putra bungsu Sanghyang Manikmaya, raja Tribuana dengan Dewi Umayi. Ia satu – satunya yang berwujud raksasa dari ke-enam saudara kandungnya, karena ia tercipta dari “kama salah” Sanghyang Manikmaya yang jatuh ke dalam samodra dan menjelma menjadi bayi rakasasa. Ke-lima kakak kandungnya masing-masing bernama; Sanghyang Sambo, Sanghyang Brahma, Sanghyang Indra, Sanghyang Bayu dan Sanghyang Wisnu. Bathara Kala juga mempunyai tiga orang saudara seayah lain ibu, putra Dewi Umakarti, yaitu ; Sanghyang Cakra, Sanghyang Mahadewa dan Sanghyang Asmara.
    Bathara Kala bertempat tinggal di Kahyangan Selamangumpeng. Ia menikah dengan Dewi Pramuni, ratu penguasa makhluk siluman yang berkahyangan di Setragandamayit. Dari perkawinan tersebut Bathara Kala memperoleh lima orang putra masing-masing bernama; Bathara Siwahjaya, Dewi Kalayuwati, Bathara Kalayuwana, Bathara Kalagotama dan Bathara Kartinea.
    Bathara Kala sangat  sakti sejak bayi. Ketika mengamuk di Suralaya, ia hanya bisa ditaklukan oleh Sanghyang Manikmaya dengan Aji Kemayan. Kedua taringnya dipotong, yang kanan menjadi keris Kalanadah dan yang kiri menjadi keris Kaladite. Selain Sanghyang Manikmaya, hanya Sanghyang Wisnu yang dapat mengalahkan Bathara Kala.
    Meskipun sakti, Bathara Kala sangat dungu dan tak pernah mulai mengadakan persoalan ataupun peperangan. Ia kerap kali bertindak salah tetapi tidak disengaja, hanya kerena kebodohannya. Bathara Kala akan membela diri dan haknya apabila diserang atau dianiaya. Membunuh makhluk lain tidak untuk kesenangan, tetapi karena kebutuhan untuk membela kehidupan. Bathara kala lazim dipergunakan sebagai lambang keangkaramurkaan.
    Sumber : Senawangi
    KALAGUMARANG




    Photobucket
    BATHARA KALAGUMARANG adalah putra Bathara Kalakeya, yang berarti cucu Bathari Durga/Dewi Pramuni dengan Bathara Kala, dari kahyangan Setragandamayit. Bathara Kalagumarang diperintahkan oleh Sanghyang Manikmaya untuk turun ke Arcapada mencari seperangkat gamelan ketoprak. Benda tersebut sangat diperlukan oleh Sanghyang Manikmaya untuk memenuhi permintaan Dewi Tisnowati, wanita yang tercipta dari Cupu Retnadumilah milik Sanghyang Kanekaputra yang jatuh ke dalam rongga mulut Hyang Anantaboga.Kerena mendapat wewenang untuk berbuat apa saja sesuai kehendaknya, dalam perjalannya Bathara Kalagumarang selalu membuat keonaran. Setiap dewa yang ditemuinya di perjalanan dihajarnya. Ia juga merusak perkampungan penduduk dan membunuh orang-orang yang tak berdosa.Tindakannya itu menimbulkan banyak kekacauan di Arcapada.
    Pada suatu saat Bathara Kalagumarang bertemu dengan Dewi Sri, istri Sanghyang Wisnu. Ia langsung mengejarnya dan bermaksud untuk memperistrinya. Perbuatannya itu diketahui Sanghyang Wisnu yang mengutuknya menjadi babi hutan.
    Mengetahui wujudnya berubah menjadi babi hutan, Bathara Kalagumarang semakin marah dan beringas. Ia terus mengejar-ngejar Dewi Sri yang akhirnya sampai di negara Medangkamulan. Bathara Kalagumarang akhirnya mati dipanah oleh Prabu Makukuhan, yang sesungguhnya penjelmaan Bathara Srigati, putra Sanghyang Wisnu dengan Dewi Srisekar/Sri Widowati.
    KALARAHU




    Photobucket

    KALARAHU adalah makhluk berwujud raksasa anak maharsi Kasyapa dengan Dewi Sinhika. Kalarahu mempunyai saudara tunggal ibu yaitu Sucandra, Candrahantri dan Candrapramardana.
    Kalarahu sangat membenci Batara Surya dan Batara Candra sehingga sering matahari dan bulan ditelan olehnya sehingga menimbulkan gerhana matahari dan bulan. Latar belakang kebencian itu adalah bermula dari pencarian tirta amerta oleh para dewa. Tirta amerta adalah air suci yang jika diminum akan melanggengkan umur, kalis dari kematian dan menjadi makhluk abadi. Kalarahu menyusup diantara rombongan dewa yang mengantri untuk meminumnya.
    Tepat ketika air di teguknya, Batara Surya dan Batara Candra meneriakinya bahwa dia adalah penyusup.  Mengetahui hal tersebut Batara Wisnu langsung melemparkan senjata cakra dan seketika kepala Kalarahu langsung terpenggal meninggalkan badannya. Badan Kalarahu jatuh ke bumi  dan kemudian berubah menjadi lesung penumbuk padi. Sementara karena telah berhasil meminum tirta amerta, maka kepala Kalarahu tidak mati dan melesat dan mengembara ke angkasa.

    0 komentar:

    Posting Komentar



    Sabtu, 07 Januari 2012

    TOKOH DEWA 11

    KALA 



    Photobucket

    Photobucket


    BATHARA KALA adalah putra yang ke-enam/putra bungsu Sanghyang Manikmaya, raja Tribuana dengan Dewi Umayi. Ia satu – satunya yang berwujud raksasa dari ke-enam saudara kandungnya, karena ia tercipta dari “kama salah” Sanghyang Manikmaya yang jatuh ke dalam samodra dan menjelma menjadi bayi rakasasa. Ke-lima kakak kandungnya masing-masing bernama; Sanghyang Sambo, Sanghyang Brahma, Sanghyang Indra, Sanghyang Bayu dan Sanghyang Wisnu. Bathara Kala juga mempunyai tiga orang saudara seayah lain ibu, putra Dewi Umakarti, yaitu ; Sanghyang Cakra, Sanghyang Mahadewa dan Sanghyang Asmara.
    Bathara Kala bertempat tinggal di Kahyangan Selamangumpeng. Ia menikah dengan Dewi Pramuni, ratu penguasa makhluk siluman yang berkahyangan di Setragandamayit. Dari perkawinan tersebut Bathara Kala memperoleh lima orang putra masing-masing bernama; Bathara Siwahjaya, Dewi Kalayuwati, Bathara Kalayuwana, Bathara Kalagotama dan Bathara Kartinea.
    Bathara Kala sangat  sakti sejak bayi. Ketika mengamuk di Suralaya, ia hanya bisa ditaklukan oleh Sanghyang Manikmaya dengan Aji Kemayan. Kedua taringnya dipotong, yang kanan menjadi keris Kalanadah dan yang kiri menjadi keris Kaladite. Selain Sanghyang Manikmaya, hanya Sanghyang Wisnu yang dapat mengalahkan Bathara Kala.
    Meskipun sakti, Bathara Kala sangat dungu dan tak pernah mulai mengadakan persoalan ataupun peperangan. Ia kerap kali bertindak salah tetapi tidak disengaja, hanya kerena kebodohannya. Bathara Kala akan membela diri dan haknya apabila diserang atau dianiaya. Membunuh makhluk lain tidak untuk kesenangan, tetapi karena kebutuhan untuk membela kehidupan. Bathara kala lazim dipergunakan sebagai lambang keangkaramurkaan.
    Sumber : Senawangi
    KALAGUMARANG




    Photobucket
    BATHARA KALAGUMARANG adalah putra Bathara Kalakeya, yang berarti cucu Bathari Durga/Dewi Pramuni dengan Bathara Kala, dari kahyangan Setragandamayit. Bathara Kalagumarang diperintahkan oleh Sanghyang Manikmaya untuk turun ke Arcapada mencari seperangkat gamelan ketoprak. Benda tersebut sangat diperlukan oleh Sanghyang Manikmaya untuk memenuhi permintaan Dewi Tisnowati, wanita yang tercipta dari Cupu Retnadumilah milik Sanghyang Kanekaputra yang jatuh ke dalam rongga mulut Hyang Anantaboga.Kerena mendapat wewenang untuk berbuat apa saja sesuai kehendaknya, dalam perjalannya Bathara Kalagumarang selalu membuat keonaran. Setiap dewa yang ditemuinya di perjalanan dihajarnya. Ia juga merusak perkampungan penduduk dan membunuh orang-orang yang tak berdosa.Tindakannya itu menimbulkan banyak kekacauan di Arcapada.
    Pada suatu saat Bathara Kalagumarang bertemu dengan Dewi Sri, istri Sanghyang Wisnu. Ia langsung mengejarnya dan bermaksud untuk memperistrinya. Perbuatannya itu diketahui Sanghyang Wisnu yang mengutuknya menjadi babi hutan.
    Mengetahui wujudnya berubah menjadi babi hutan, Bathara Kalagumarang semakin marah dan beringas. Ia terus mengejar-ngejar Dewi Sri yang akhirnya sampai di negara Medangkamulan. Bathara Kalagumarang akhirnya mati dipanah oleh Prabu Makukuhan, yang sesungguhnya penjelmaan Bathara Srigati, putra Sanghyang Wisnu dengan Dewi Srisekar/Sri Widowati.
    KALARAHU




    Photobucket

    KALARAHU adalah makhluk berwujud raksasa anak maharsi Kasyapa dengan Dewi Sinhika. Kalarahu mempunyai saudara tunggal ibu yaitu Sucandra, Candrahantri dan Candrapramardana.
    Kalarahu sangat membenci Batara Surya dan Batara Candra sehingga sering matahari dan bulan ditelan olehnya sehingga menimbulkan gerhana matahari dan bulan. Latar belakang kebencian itu adalah bermula dari pencarian tirta amerta oleh para dewa. Tirta amerta adalah air suci yang jika diminum akan melanggengkan umur, kalis dari kematian dan menjadi makhluk abadi. Kalarahu menyusup diantara rombongan dewa yang mengantri untuk meminumnya.
    Tepat ketika air di teguknya, Batara Surya dan Batara Candra meneriakinya bahwa dia adalah penyusup.  Mengetahui hal tersebut Batara Wisnu langsung melemparkan senjata cakra dan seketika kepala Kalarahu langsung terpenggal meninggalkan badannya. Badan Kalarahu jatuh ke bumi  dan kemudian berubah menjadi lesung penumbuk padi. Sementara karena telah berhasil meminum tirta amerta, maka kepala Kalarahu tidak mati dan melesat dan mengembara ke angkasa.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    walk animasi Pictures, Images and Photos animasi Pictures, Images and Photos
    Galaxy Mini Pictures, Images and Photos Djarum Black Pictures, Images and Photos
    Photobucket